Menu Tutup

Membangun Ekosistem Petani Muda: Mentoring dan Akses Permodalan untuk Generasi Penerus

Regenerasi petani merupakan tantangan mendesak bagi ketahanan pangan nasional, dan kuncinya terletak pada Membangun Ekosistem yang menarik, suportif, dan berkelanjutan bagi generasi muda. Banyak anak muda enggan kembali ke sektor pertanian karena dianggap kuno, berisiko tinggi, dan minim keuntungan. Oleh karena itu, penting untuk Membangun Ekosistem yang menawarkan akses mudah ke teknologi, pengetahuan, dan permodalan, mengubah citra petani dari pekerja keras menjadi manajer agribisnis modern. Upaya terpadu antara pemerintah, swasta, dan komunitas sangat vital dalam Membangun Ekosistem petani muda yang inovatif.

Salah satu pilar utama dalam Membangun Ekosistem ini adalah program mentoring. Pengetahuan praktis dari petani senior atau ahli agronomi modern harus ditransfer kepada petani muda yang antusias. Di Kelompok Tani Tunas Harapan, sebuah program mentoring intensif telah diluncurkan sejak Awal Tahun 2024. Dalam program ini, petani muda berusia di bawah 30 tahun dipasangkan dengan mentor senior untuk pendampingan teknis dan manajerial selama 12 bulan. Pertemuan tatap muka mentor dan mentee dijadwalkan setiap Kamis sore pada pukul 15.00 WIB di balai desa, berfokus pada teknik smart farming dan manajemen risiko.

Selain pendampingan pengetahuan, akses permodalan menjadi hambatan terbesar bagi petani muda untuk memulai usaha. Lembaga keuangan formal sering enggan memberikan pinjaman karena minimnya aset atau riwayat kredit. Menanggapi hal ini, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Mitra Tani bekerja sama dengan pemerintah daerah meluncurkan program Kredit Usaha Tani Muda (KUTM). Program ini menawarkan pinjaman modal hingga Rp 50 juta dengan bunga 3% per tahun, khusus untuk petani berusia 18 hingga 35 tahun. Pencairan dana dilakukan setiap tanggal 10 setiap bulan setelah verifikasi proposal bisnis yang disetujui oleh tim penilai risiko BPR.

Aspek keamanan dalam menjaga integritas program dan permodalan ini juga tidak luput dari perhatian. Untuk memastikan bahwa dana KUTM disalurkan tepat sasaran dan mencegah praktik penipuan atau penyalahgunaan, Petugas Pengawas Keuangan dan Pertanian secara berkala diawasi. Bahkan, dalam pengamanan dana dan aset pertanian, Aparat Kepolisian Sektor (Polsek) Bidang Keamanan Swakarsa secara rutin memberikan edukasi kepada kelompok petani muda tentang pentingnya pengamanan fisik hasil panen dan pencegahan pencurian alat pertanian berteknologi tinggi. Langkah ini penting agar petani muda dapat fokus pada inovasi tanpa khawatir kerugian yang dapat menghentikan semangat regenerasi.