Kapulaga dijuluki sebagai “Ratu Rempah” dan menduduki posisi rempah termahal ketiga di dunia setelah saffron dan vanili. Nilai tingginya bukan hanya karena aroma khas dan rasanya yang kuat, tetapi juga karena khasiat kesehatannya. Indonesia, sebagai salah satu produsen utama, memiliki peluang besar untuk memperkuat ekspor rempah ini di pasar global.
Manfaat untuk kesehatan telah diakui sejak lama, baik dalam pengobatan tradisional maupun penelitian modern. Rempah ini kaya akan antioksidan dan memiliki sifat anti-inflamasi kuat. Konsumsi rutin dapat membantu mengontrol tekanan darah, mendukung kesehatan jantung, dan mengurangi risiko penyakit kronis akibat radikal bebas.
Selain kesehatan jantung, sangat baik untuk saluran pencernaan. Senyawa aktif di dalamnya dapat merangsang produksi enzim pencernaan dan membantu mengatasi masalah seperti kembung atau dispepsia. Sifat antibakterinya juga menjadikannya herbal efektif untuk menjaga kesehatan mulut dan mengurangi bau napas tak sedap.
Di pasar global, permintaan terhadap terus meningkat pesat. Tren gaya hidup sehat (healthy lifestyle) mendorong industri makanan, minuman herbal, dan farmasi mencari bahan alami berkualitas tinggi. Aroma unik Kapulaga juga membuatnya dicari oleh industri kosmetik dan aromaterapi yang menawarkan efek menenangkan.
Indonesia membudidayakan dua jenis utama: Jawa (Amomum compactum) dan Kapulaga Sabrang. Kapulaga Jawa, sebagai endemik asli Indonesia, menjadi komoditas ekspor andalan yang memiliki cita rasa kuat. Petani di Sumatera, Jawa, dan Sulawesi menjadi pilar utama dalam menjaga pasokan rempah bernilai tinggi ini.
Untuk memaksimalkan potensi ekspansi pasar global, Kapulaga Indonesia perlu didorong melalui hilirisasi produk. Ekspor tidak lagi terbatas pada bentuk kering utuh (raw material). Pengembangan produk turunan seperti minyak atsiri Kapulaga, bubuk Kapulaga kemasan premium, atau teh herbal akan meningkatkan nilai jual dan daya saing di pasar internasional.
Pemerintah melalui lembaga terkait secara aktif mendukung petani dengan program pelatihan budidaya dan peningkatan infrastruktur pascapanen. Kapulaga adalah komoditas sensitif yang membutuhkan penanganan pascapanen yang tepat untuk menjaga kualitas. Kualitas yang konsisten adalah kunci untuk bersaing dengan produsen lain.