Petani modern tidak lagi mengandalkan insting semata dalam mengelola lahan. Revolusi pertanian presisi telah membawa teknologi canggih langsung ke sawah, memungkinkan aplikasi nutrisi yang sangat akurat. Penggunaan Global Positioning System (GPS) yang dikombinasikan dengan Pemanfaatan Drone telah menjadi metode paling efektif untuk mencapai pemupukan tepat sasaran, mengoptimalkan hasil panen, dan mengurangi pemborosan biaya. Dengan memetakan kesehatan tanaman dan kebutuhan lahan secara detail, Pemanfaatan Drone mengubah praktik pemupukan yang dulunya seragam menjadi intervensi yang sangat spesifik dan efisien, ibarat memberikan “resep” nutrisi unik untuk setiap petak tanah.
Inti dari sistem ini terletak pada kemampuan drone untuk mengumpulkan data multi-spektral. Drone dilengkapi dengan kamera khusus yang tidak hanya merekam citra visual (RGB) tetapi juga Near-Infrared (NIR). Data NIR ini digunakan untuk menghitung Indeks Vegetasi Selisih Terdinormalisasi (Normalized Difference Vegetation Index – NDVI). Nilai NDVI adalah indikator kesehatan tanaman: semakin tinggi nilai NDVI, semakin sehat tanaman tersebut, yang mencerminkan kadar klorofil dan biomassa yang memadai. Berdasarkan data NDVI ini, petani dapat mengidentifikasi area sawah mana yang mengalami kekurangan nutrisi (stres) dan area mana yang sudah cukup sehat, yang secara visual mungkin terlihat sama bagi mata telanjang.
Setelah data NDVI terkumpul melalui Pemanfaatan Drone, perangkat lunak khusus akan menganalisis informasi tersebut dan menghasilkan prescription map (peta rekomendasi). Peta ini kemudian diunggah ke alat penyebar pupuk otomatis, seperti traktor yang dilengkapi GPS atau drone penyebar pupuk yang lebih besar. Sistem GPS pada alat penyebar memastikan pupuk hanya diaplikasikan pada zona yang diidentifikasi kurang nutrisi oleh NDVI, sebuah teknik yang dikenal sebagai Variable Rate Application (VRA). Misalnya, pada lahan sawah di Karawang pada masa tanam September 2025, Pemanfaatan Drone menunjukkan bahwa hanya 70% dari total area yang membutuhkan pupuk urea tambahan, sehingga terjadi penghematan pupuk sebesar 30%.
Manfaat dari Pemanfaatan Drone ini tidak hanya finansial. Dengan mengurangi pemupukan berlebihan, petani juga meminimalkan nutrient runoff yang dapat mencemari lingkungan air di sekitar sawah. Data dari drone ini memungkinkan petani atau petugas penyuluh pertanian untuk memantau kemajuan tanaman setiap minggu (misalnya, setiap hari Jumat pukul 08.00 pagi) dan segera merespons kekurangan nutrisi atau serangan hama yang baru muncul. Integrasi teknologi ini menandai loncatan besar dari pertanian tradisional menuju pertanian cerdas yang didukung data, menjamin pemanfaatan sumber daya yang maksimal dan hasil panen yang optimal.